Pojokcyber.com, Baru-baru ini Badan Antariksa
Amerika Serikat, NASA, telah merilis penemuan mereka yang membuktikan bahwa di
planet Mars telah ditemukan air.
Jika kemudian hal tersebut benar adanya, maka
bisa dipastikan jika pihak pemerintah AS akan buru-buru untuk memulai misi lanjutan
dalam upaya menguji kebenaran klaim penemuan NASA tersebut.
Rover yang dikirimkan ke Mars tidak dapat menjelajah dengan bebas (MetroTVNews.com) |
Apa yang akan dilakukan oleh pemerintah AS
tersebut, tentunya dikarenakan klaim penemuan bukti adanya kehidupan di planet Mars
atau bukti yang mendukung bahwa planet Mars bisa dijadikan tempat tinggal baru
bagi kehidupan, merupakan hal yang sangat besar dalam sejarah perdaban manusia.
Seperti dilansir oleh Quartz, walaupun NASA
telah merilis pernyataan resmi yang mengimplikasikan para peneliti mereka telah
menemukan bukti adanya air yang mengalir di planet Mars, tetapi kenyataanya, mereka
hanya menemukan bukti kimia yang mengindikasikan adanya air yang didilamnya terkandung
atau tercampur garam.
Dan yang lebih penting, walapun pihak NASA merasa
sangat yakin 100 persen atas klaim mereka yang telah menemukan adanya air di planet
Mars, faktanya, mereka tetap saja tidak bisa melakukan melakukan apa atas apa
yang telah mereka temukan.
Hal ini berdasarkan adanya aturan dari Outer
Space Treaty yang melarang siapa pun, termasuk tentunya NASA dan para
penelitinya, untuk mengirimkan manusia ataupun robot mendekati sumber air yang
ditemukan di luar angkasa.
Alasan dari pelarangan dari Outer Space
Treaty tersebut adalah kekhawatiran jika air yang ditemukan atau yang terdapat
di planet selain bumi, mungkin terkontominasi oleh mikroba yang kemudian akan menempel
pada robot atau manusia yang mendekati air tersebut.
Maka, jadinya, ini intermezo saja, seperti apa
yang diperlihatkan pada film-film Hollywood, mulailah “penyakit” aneh
menjangkiti manusia dan akhirnya “penyakit aneh” tersebut menyebar untuk
menjajah umat manusia.
Keyataan di bumi sendiri, makhluk hidup mirkoba
ini, yang tinggal di Bumi ternyata sudah terbukti sangat sulit untuk dibinasakan.
Dapat dipastikan, di hampir setiap sudut dari planet Bumi ini ditemukan
mikroba, smapai di tempat terkotor di bumi ini atau di tempat paling tinggi
atau di tepmpat dengan suhu tertinggi sekalipun.
Dan, bahkan mikroba “penduduk” bumi ini, bisa
bertahan hidup pada saat dia menempel di bagian luar bumi atau di luar angkasa
atau jika dia menempel pada kamera yang berada di bulan sekalipun.
Protokol perlindungan untuk semua misi luar
angkasa, mengharuskan wahana penjelajah yang mendarat di Mars harus benar-benar
dibersihkan. Protokol yang dijalankan tersebut tujuannya untuk memastikan tidak
adanya mikroba yang terbawa menempel.
Faktanya, walau prosedur yang dijalankan
sangat ketat, tidak satu orang pun yang mengetahui secara persis, sebenarnya harus
seberapa sterilkah sebuah pesawat atau robot yang akan dikirimkan ke Mars agar
bisa dipastikan bahwa planet Mars tidak akan terkontaminasi oleh makhluk hidup
yang mungkin saja terbawa dari Bumi.
Di negara manapun, tekait dengan semua misi
ke penjelajahan atau perjalanan ke angkasa, semuanya harus terikat dengan
berbagai protokol perlindungan. Di planet Mars, protokol tersebut akan menentukan
bahwa seseorang atau sebuah robot dapat didaratkan di daerah mana saja.
Selain hal itu, ditentukan pula jarak yang harus
dipatuhi, yaitu seberapa jauh penjelajah tersebut dapat menjelajah planet Mars.
Sebagaimana dilaporkan pada tahun 2014, tenyata
semakin banyak hal yang diketahui tentang planet Mars, berkonsekuansi pada semakin
luasnya “daerah istimewa” yang tidak bisa dijelajahi.
Untuk daerah-daerah di planet Mars yang menurut
penilaian peneliti cukup hangat atau cukup basah, yang memungkinkan makhluk
hidup bisa hidup, merupakan daerah khusus yang tidak boleh dijelajahi.
Selanjutnya, daerah dengan aktivitas vulkanis
dan juga goa-goa, merupakan daerah khusus yang dilarang untuk “disentuh” atau
dijelajahi.
Bahkan daerah tempat ditemukan es sedalam
lima meter di bawah permukaan juga dianggap sebagai daerah spesial.
Yang menjadi ironi kemudian adalah, larangan yang
dilakukan untuk menjelajah daerah khusus ini justru memaksa NASA untuk tidak
melakukan penjelajahan ke wilayah-wilayah yang mungkin bisa ditemukan adanya kehidupan
di wilayah planet Mars tersebut.
Yang jadi pertanyaan kemudian adalah, mengapa
berita tentang penemuan air di Mars menjadi begitu heboh di beberapa negara
atau wilayah di bumi?
Sepertinya hal tersebut bisa jadi disebabkan oleh
kebutuhan pihak NASA yang membutuhkan pendanaan untuk bisa terus melanjutkan misi
mereka. Dan upaya mereka untuk mendapatkan pendanaan akan sangat terbantu jika
kemudian masyarakat luas memberikan perhatian khusus atas misi mereka.
Oh..... ternyata......????
Toh... walaupun dipastikan pihak NASA telah
mengetahui dengan detail adanya larangan agar tidak mengkontaminasi planet Mars
dengan mikroba dari Bumi, tetapi mereka ternyata memiliki rencana, yang
dicanangkan untuk tahun 2030, yaitu mengadakan ekspedisi manusia.
Dan bisa dipastikan, menurut Quartz, hal
tersebut akan membuat planet Mars “merana” karena akan mulai terkontaminasi oleh
Mikroba dari bumi.
Walaupun begitu, tegas laporan Quartz, tidak
ada jaminan bahwa planet Mars belum terkontaminasi oleh mikroba bumi yang mungkin
saja menempel pada berbagai objek yang selama ini telah dikirimkan ke planet Mars.
Sumber: MetroTVNews.com
Tags
Tech-News
Ternyata belum dibuktikan ya... harusnya orang Subang yang kesana ... hehehe
ReplyDeleteBener Mang.... sigana mah ngarah heboh.... pan peryogi Dana Penelitian
Delete