Pojok Cyber, Bandung - Sekelompok pelajar dan seorang guru
di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 8 Bandung akan “melawan” begal dengan
membuat perangkat anti-begal pada kendaraan bermnotor roda dua.
Ilustrasi Tips Anti-Begal |
Perangkat yang tengah dikembangkan oleh seorang guru dan beberapa siswanya
tersebut, juga bisa dipakai pada kendaraan roda empat. Pengendalian perangkat
tersebut melalui telepon seluler yang berbasis sistem operasi Android.
Iwa Nirwana, 35 tahun, penggagas perangkat anti-begal
kendaraan itu, membuat perangkat lunak dan sekaligus perangkat keras yang
diberi nama PIN 01 (Produk Inovatif Nirwana) bersama dengan tujuh orang siswa
kelas X.
Perangkat tersebut bisa mematikan mesin kendaraan yang
dicuri atau dibegal atau dirampok dari jarak jauh, atau sebaliknya ketika mesin
kendaraan tersebut akan dipanaskan.
Untuk menghubungkan pengendalian perangkat lunak yang terinstal
di ponsel/tablet ke perangkat keras yang dipasangkan pada kendaraan, konektivisnya
bisa menggunakan blue tooth, jaringan Internet nirkabel Wi-Fi, serta GPRS,.
"Kalau dimatikan, pencuri tidak bisa lagi bawa kabur
motor, kecuali kalau diangkut," ujar Iwa Nirwana kepada wartawan Tempo di
sekolahnya, pada Jumat, 16 Oktober 2015.
Berdasarkan hasil uji coba, perangkat anti-begal tersebut bisa
mematikan kendaraan hingga jarak 100 meter apabila menggunakan konektivitas blue
tooth. Sedangkan apabila menggunakan konektivitas Wi-Fi, bisa mencapai jarak
500 meter. Dan melalui jaringan GPRS serta pemasangan pada mobil, belum sempat
dijajal.
Iwa mengklaim bahwa karyanya lebih unggul dibandingkan
perangkat sejenis yang sudah beredar di pasaran dengan alat kendali jarak jauh
(remote control) melalui Wi-Fi maupun GPRS.
"Dengan pengendalian di aplikasi ponsel, bisa
dikembangkan fungsinya tanpa harus banyak alat pengendali," ujarnya.
Misalnya ditambah fitur pelacakan posisi kendaraan, mengukur kecepatan, dan
bagian kendaraan yang perlu diperbaiki.
Kini setelah berfungsi, perangkat keras purwarupa yang
diselipkan di kendaraan itu, ingin dibuat lebih kecil. Dari seukuran buku novel
menjadi sebesar korek api. Gagasan awalnya, kata Iwa, lantaran maraknya
pencurian dan perampasan kendaraan terutama sepeda motor.
Sumber: http://tekno.tempo.co/