San Francisco - Pesawat terbang, kini telah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari sebagaian warga, terutama yang sering bepergian
jarak jauh yang igin di tempuh dalam waktu tidak lama, misalnya bepergian dari
satu kota besar ke kota besar lain, atau dari satu provinsi ke propinsi lain
atau bahkan dari satu negara ke negara lain.
Mungkin, sebagian dari kita, sewaktu menaiki pesawat terbang
tersebut, pernah terbesit dalam pikiran kita, bagaimanakah benda yang kita
naiki tersebut bisa melayang di udara dan bahkan mampu berbelok serta mengangkut
manusia dan barang di dalamnya.
Apa yang bisa “dilakukan” oleh pesawat terbang tersebut,
terjadi, karena adanya fenomena menarik fisika yakni teknologi airfoil.
Sayap pesawat terbang akan menghasilkan Lift Force dengan
cara yang cerdas. Sayap pesawat terbang tersebut memiliki curve untuk mendorong
udara ke bawah bahkan ke arah tercuram. Teknologi airfoil sampai ini masih
digunakan pada pesawat.
Dalam pesawat modern, teknologi airfoil ini tetap digunakan
untuk terbang tetapi dengan dengan sebuah bentuk airfoil aergodinamis yang
telah dioptimalkan.
Gaya dorongan membuat pesawat berjalan ke depan dan untuk
menghasilkan dorongan, mesin kipas turbo digunakan dalam pesawat terbang
modern.
Reaksi dari high velocity (kecepatan tinggi) memberikan gaya
dorong mesin turbofan. Untuk menghasilkan kecepatan tinggi jet ini udara yang
masuk dilewatkan melalui kompresor, combustion chamber, turbin.
Mesin juga mendorong dari reaksi kipas, sebagaimana
dipaparkan dalam video Learn Engineering di YouTube, Jumat (23/10/2015).
Terakhir, mesin kipas turbo menghasilkan sejumlah dorongan
besar dan membuat pesawat maju ke depan. Seperti dibahas sebelumnya, ketika
pesawat bergerak maju, udara yang mengalir relatif di atas sayap akan
menghasilkan Lift Force pada sayap.
Pesawat terbang memiliki bagian sayap berbeda, untuk take
off, Flap dan Slat diturunkan ke bawah. Ini meningkatkan daerah sayap dan
kelengkungan airfoil, sebagian kelengkungan meningkatkan udara dibelokkan
melakukan Lift Force lebih besar bahkan pada pesawat terbang dengan kecepatan
rendah.
Akhirnya, ketika Lift lebih dari gaya gravitasi, pesawat
melakukan take off. Selama penerbangan normal, Flap dan Slat kembali ke posisi
semula. Setelah terbang, lalu bagaimana pesawat bisa melakukan navigasi?
Jawabannya ada di tiga cara berbeda untuk melakukannya yakni Aileron, Elevator,
dan Rudder.
Pilot biasanya menggunakan sendiri-sendiri atau bersama-sama
tergantung pada situasi. Anda bisa menurunkan Elevator untuk membelokkan aliran
seperti yang ditujukkan dan akan menghasilkan Lift. Lift akan menciptakan momen
yang akan membuat kepala pesawat menurun. Jika ingin melakukan hal sebaliknya, Elevator
hanya tinggal di posisikan ke bagian atas.
Sementara untuk melakukan perubahan arah, hanya ubah posisi
Rudder, ini akan membuat penumpang tidak nyaman. Cara lain yang bisa digunakan
adalah menggunakan Aileron, yakni dengan membuat satu Aileron naik dan satu
Aileron turun. Ini akan menyebabkan Lift Force di udara bergulir.