PojokCyber.com, California – Facebook kini merupakan salah
satu media sosial yang paling diperhitungkan dan tidak bisa dianggap remeh. Bahkan,
Facebook merupakan situs media sosial terbesar saat ini yang pengguna per
harinya menacapai jumlah 1 milyar manusia.
Facebook dan sepak terjang yang “dilakukannya”
tersebut, tidak bisa dipisahkan dari sosok foundernya, Mark Zuckerberg.
Eksistensi Facebook sampai saat ini, telah lebih dari cukup untuk membuktikan
bahwa Facebook telah mampu melewati semua halangan dan rintangan yang pasti
ditemui pada saat mereka “berjalan” sejak awal pendirian.
Mungkin, sebagian besar orang, termasuk para
pengguna Facebook, tidak atau belum mengetahui dan bahkan mungkin sebagiannya tidak
mau tahu, pendiri Facebook yang adalah suami dari Priscilla Chan ini, telah
beberapa kali menelurkan hal-hal lain yang mungkin bisa dibilang tidak boleh
dipandang sebelah mata, sebelum dia akhirnya menciptakan situs jejaring sosial
Facebook yang sampai saat ini berkibar dan terus mebesar.
Mark memang mungkin manusia yang kreatif,
bahkan sejak usia kecil. Mark Zuckerberg kecil telah memiliki ide kreatif
tentang komunikasi antar anggota keluarga, sehingga bisa dibilang, ide-ide Mark
telah banyak melekat sejak dahulu kala.
Di masa kecilnya, sekitar usia 11 tahun, jauh
sebelum Facebook “ditemukan”, ayah dari satu orang anak dan mengecap pendidikan
di Ardsley High School ini, pernah menciptakan sesuatu yang mungkin boleh
dikata menarik yaitu ZuckNet.
Ide Mark Zuckerberg yang menciptakan ZuckNet tersebut,
berasal dari kekurangaan hubungan komunikasi antar sesmama anggota keluarga.
Mengatasi kurangnya komunikasi antar anggota keluarga
tersebut, membuat Mark yang pada saat itu masih berusia 11 tahun, memiliki ide “brilian”
untuk anak yang bisa dibilang masih muda, membuat jaringan intranet yang,
dengan jaringan tersebut, memungkinkan siapa saja untuk log in dari komputer
manapun serta mengirim pesan.
ZuckNet diperuntukkan secara eklusif untuk
keluarga Mark, dimana aplikasi tersebut berfungsi sebagai sistem chat instan.
Mark, setelah “merasa” sukses menciptakan
ZuckNet, sepertinya dia tidak pernah puas. Hal ini terbukti pada saat dia mengenyam
pendidikan di bangku sekolah menengah atas, Mark menulis kembali program
komputer yang bernama Synapse Media Player.
Program Synapse Media Player tersebut,
dipergunakan sebagai mesin pembelajaran untuk menentukan kebiasaan pengguna
dalam mendengar musik serta merekomendasikan musik lebih banyak berdasarkan
genre artis. Persis seperti apa yang dilakukan oleh aplikasi Last.fm pada saat
ini.
Program Synapse Media Player ini dibuat pada tahun
2000, dan kemudian ditampilkan oleh SlashDot dan serta salah satu majalah PC kenamaan
saat itu, dengan review yang mencapai rating menakjubkan.
AOL dan Microsoft, terkesima atas hal tersebut,
lalu mendekati Mark Zuckerberg untuk membeli program Synapse buatan Mark ini,
dan ditambah dengan tawaran pekerjaan.
Tetapi memang mungkin, Mark bukan tipe orang
pekerja, dia menolak tawaran yang diajukan oleh perusahaan raksasa tersebut dan
justru dia lebih memilih mem-posting aplikasi buatannya secara gratis.
Selain hal tersebut, dia pun bahkan menolak “mentah-mentah”
tawaran kesempatan kerja penuh waktu di dua perusahaan raksasa itu, dan dia
lebih memilih untuk melanjutkan pendidikannya dengan mendaftarkan diri di
Harvard.
Sebagaimana diberitakan oleh Letsintern, pada
hari Kamis (8/10/2015), sewaktu Mark Zuckerberg memulai kelasnya di Harvard,
dia langsung dikenal sebagai salah seorang programer yang ajaib.
Pada tahun kedua di Harvard, sebagai projek
awal, Mark mulai mennciptakan CourseMatch. Program CourseMatch ini membantu
para mahasiswa di Universitas Harvard untuk mengambil kursus yang mereka
inginkan pada setiap awal semester.
Melalui program CourseMatch yang dibuat oleh
Mark Zuckerberg, kita bisa memonitor sejumlah siswa yang terdaftar dalam kursus
tertentu.
Dan akhir dari cerita ini, sesaat sebelum akhir
Mark sukses besar dengan meluncurkan Facebook, dia sebelumnya telah memperkenalkan
FaceMash.
Facemash ciptaan Mark ini, mempresentasikan
pengguna aplikasi tersebut dengan dua gambar, baik untuk perempuan ataupun
untuk laki-laki di Universitas Harvard.
Tetapi, sangat disayangkan, FaceMash ini membawa
Mark dalam masalah. Mark didakwa atas dasar pelanggaran aturan privasi internet
dan jangkauan keamanan komputer.
Yang terjadi kemudian.... kita tahu bagaimana
Facebook saat ini??