Pojok Cyber, California – Bagi
sebagian orang, getir dan pahitnya hidup dan kehidupan yang pernah dilewati
pada masa kecil, justru akan bisa menjadi titik balik untuk kesuksesan dan kehebatan
yang menanti di masa mendatang.
Hal ini pulalah yang terjadi dari penggalan
kisah nyata inspiratif dari seorang manusia yang bernama Jan Koum, salah satu founder
WhatsApp, yang merupakan salah satu aplikasi pesan instant populer di muka bumi.
Jan Koum, memang mengalami masa kecil yang sulit.
Dilahirkan dari keluarga Yahudi, Koum besar di daerah pinggiran kota Kiev,
Ukraina. Ibu Koum adalah ibu rumah tangga biasa, sedangkan ayahnya merupakan seorang
manajer konstruksi.
Saat itu, kondisi perpolitikan di negara Ukraina
sedang dalam kondisi yang kurang baik. Atas kondisiyang tidak baik di Ukraina, Koum
dan ibunya mengambil keputusan untuk pindah ke Mountain View, Amerika Serikat.
Tetapi, hidup memang tidak mudah sebagaimana
membalikkan telapak tangan. Kehidupan di Amerika Serikat yang diangan-angankan lebih
baik oleh Koum dan ibu, tidak serta merta segera terwujud.
Faktanya, kepindahan mereka ke negara sebesar
dan “sekaya” Amerika pun, tetap belum bisa mengubah mereka dari sulitnya kehidupan.
Ibu Koum, untuk bisa bertahan hidup,
memutuskan bekerja sebagai perawat bayi. Dan Koum sendiri, rela menjadi buruh sapu
di sebuah toko.
Sang ayah, yang pada awalnya memutuskan untuk
ikut pindah bersama istri dan anaknya, akhirnya tidak jadi ikut pindah ke
Amerika Serikat sampai kemudian meninggal dunia pada tahun 1997.
Bahkan, karena kehidupan yang ternyata sulit
mereka hadapi, untuk sekadar bisa bertahan hidup, ibu dan anak ini, harus makan
dari subsidi pemerintah Amerika Serikat.
Tidak hanya soal makanan, dalam hal tempat
tinggal, Koum dan ibunya pun, menetap di sebuah apartemen yang dibiayai oleh
pemetintah Amerika Serikat. Apartemen itu memiliki dua kamar tidur.
Ujian untuk Koum tidak sampai berhenti
menerpa di sana, ibunya di dignosa menderita kanker dan kemudian meinggal pada
tahun 2000, sehingga tinggal Koum menjadi sebatang kara.
Pendidikan dan Karier Koum
Di usianya yang menginjak 18 tahun, Koum mulai
tertarik dengan dunia pemrograman. Perjalanan pendidikanya tidak terlalu mulus,
karena Koum hampir saja tidak lulus dari sebuah SMA di Mission Viejo,
California.
Setelah lulus dari SMA tersebut, kemudian Koum
melanjutkan pendidikannya di San Jose State University sambil bekerja sebagai
penguji keamanan di Ernst & Young.
Koum pernah tergabung dalam sebuah grup
peretas w00w00, dan di sana dia bertemu orang-orang yang kemudian mendirikan
Napster, Jordan Ritter dan Shawn Fanning.
Jan Koum, pada tahun 1997 dipekerjakan oleh
Google sebagai salah satu teknisi infrastruktur. Di sana Koum bertemu dengan Brian
Acton, rekan kerjanya saat di Ernst & Young.
Bersama dengan Acton, Koum memutuskan untuk keluar
dari Google dan pindah bekerja di Yahoo, bersamaan dengan keputusannya untuk berhenti
kuliah.
Kemudian, pada bulan September 2007, Koum dan
Acton memutuskan keluar dari Yahoo, yang kemudian memutuskan untuk berlibur sejenak
di Amerika Selatan.
Saat itu, Koum dan Action mencoba peruntungan
nasib dengan melamar pekerjaan ke Facebook, tetapi sayang, lamaran mereka ditolak.
Cikal Bakal WhatsApp
Inisiatif Koum dalam merintis WhatsApp berawal
sewaktu dia membeli sebuah smartphone buatan Apple, iPhone.
Saat itu, Koum berpikir bahwa toko aplikasi
Apple App Store yang waktu itu baru berusia 7 bulan, di kemudian hari akan
menjadi besar.
Koum kemudian memutuskan untuk mengunjungi
temannya, Alex Fishman. Koum dan Alex Fishman berdiskusi selama beberapa jam
seputar ide aplikasi Koum di rumah Fishman.
Dari hasil diskusi mereka berdua, diipilihlah
nama WhatsApp, mengingat kata tersebut terdengar seperti frasa "what's
up".
Langkah selanjutnya, di hari ulang tahun Koum,
24 Februari 2009, dia mendirikan WhatsApp Inc di California.
Kini, aplikasi WhatsApp telah menjadi salah
satu aplikasi yang populer di muka bumi ini, dengan penggunanya yang telah mencapai
jumlah hampir 800 juta di seluruh dunia.
Melihat jumlah pengguna WhatApps yang
mencapai angka tersebut, Google dan Facebook berlomba-lomba untuk membeli
aplikasi WhatApps, dan pembeli yang memenangkang “pertarungan” tersebut adalah Facebook.
Sontak saja, Koum dan Acton, menjadi milyader
baru di dunia bisnis internet dan teknologi, mengingat harga pembelian WhatApps
yang mencapai angka fantastis, yaitu USD19 miliar atau setara dengan Rp266
triliun oleh Facebook.
Walaupun telah dibeli Facebook, Koum masih
memegang saham WhatApps sebesar 45 persen sedangkan rekannya, Acton, memadang
saham 20 persen.
Sumber: tekno.kompas.com