Pojok Cyber – Ketimbang menonton tayangan di televisi, kini Orang
Indonesia lebih banyak menyaksikan tontonan video di internet, utamanya melalui
situs berbagi video youtube. Kabar ini merupakan hasil penelitian yang
dilakukan oleh firma Millward Brown mengenai perilaku warga Indonesia yang
memiliki smartphone, dalam hal perilaku penggunaan smartphone tersebut.
Secara spesifik, sekitar 30 persen populasi di Indonesia, 52
persen di antaranya menyaksikan video melalui internet, baik itu melalui
laptop, komputer, smartphone atau tablet, di mana salah satu media internet
tersebut adalah situs berbagi video Youtube.
Di sisi lain, jumlah tersebut berbeda tipis, yaitu sekitar
48 persen sisanya masik setia menyaksikan tayangan melalui televisi
konvensional. Hasil penelitian ini dilaporkan oleh Mumbrella Asia yang dihimpun
oleh KompasTekno dan dikuitp oleh Pojok Cyber pada (29/11/2015).
Apa yang menjadi fenomea di Indonesia ini ternyata
berbanding luru dengan apa yang menjadi fenomena secara global. Tayangan digital
tampaknya kini semakin mendominasi dan bahkan akan terus mengalahkan tayangan
yang disajikan melalui perangkat “lawas”. Hal ini utamanya untuk remaja yang
berusia 16 tahun sampai dengan 24 tahun, yang dalam dunia internet ini dikenal
sebagai “digital native”.
Bisa jadi penyebab fenomena tersebut adalah tawaran yang
lebih fleksibel dari dunia maya dibanding tayangan melalui televisi konvensional.
Sajian acara pada televisi konvensional cenderung
dilakukan di rumah dan biasanya dialukan beramai-ramai untuk kebutuhan
sosialisasi.
Sadangkan, konsumsi video yang dilakukan melalui perangkat
mobile, sifatnya lebih individual serta bisa dilakukan kapan saja dan terutama
di mana saja, sepanjang ada akses internet di tempat tersebut. Seseorang yang membawa
smartphone, bisa menonton video di ruan tunggu, di warung kopi, di angkot, di
bus trans jakarta, di motor, do mobil, di manapun yang dia kehendaki asal ada
koneksi internet.
Selain meneliti tentang perilaku para pemilik perangkat
mobile seperti smartphone, tablet dan alotp tersebut, penelitian ini menyasar juga
sektor iklan digital. Menurut studi ini, masyarakat Indonesia, dibanding
rata-rat masyarakat global, lebih mudah menerima iklan.
Jumlah pemirsa yang menonton video di internet ini, lebih
sedikit yang melangkahi iklan, sebelum akhirnya memasuki tayangan yang
sebenarnya. Jadi, lebih banyak yang cenderung menyaksikan iklan terlebih dahulu.
Apalagi jika iklan tersebut menawarkan hal-hal yang menrik minatnya, seperti
kuis atau hadiah atau mungkin potongan harga.
Mark Chamberlain, Direktur Manajer Millward Brown Indonesia,
mengatakan, "Ini adalah peluang bagi pengiklan untuk meraup pasar."
Begitu pula para pengiklan harus memikirkan agar bisa
menyajikan iklan bisa menarik minat penonton.
"Pengiklan harus memakai cara yang simpel namun mengena
untuk audiens digital native Indonesia," jelas Mark Chamberlain.
Tags
Tech-News